Minggu, 23 Februari 2014


Kencur




I.       PENDAHULUAN

Tanaman Kencur ( kaempferia galanga L. ) termasuk kedalam famili jahe-jahean Zingiberaceae yang merupakan tumbuhan asli India dengan daerah penyebaran meliputi kawasan Asia Tenggara dan Cina.
Sifat dan bentuk tanaman yaitu berbatang semu, jumlah daun 2-3 helai, warna bunga putih, umbi berwarna kuning kecoklatan dan banyak mengandung air.   Komposisi umbi terdiri dari pati 4,14%,  mineral sebanyak 13,73% serta minyak atsiri  2,4-3,9% yang terdiri dari cineol,  asam methyl,  aldehide,  ethyl,  ester  dan lain-lain.
Manfaat rimpang kencur sebagai bumbu penyedap juga sebagai obat tradisional, oleh karenanya banyak petani yang mengusahakan di pekarangan maupun di tegalan baik secara monolkultur ataupun secara tympang sari, sehingga mampu meningkatkan pendapatan petani.
Pada saat ini kencur banyak dalam industri rokok, jamu dan kosmetika dengan perkiraan kebutuhan dalam negeri untuk ketiga komponen tersebut sebesar 10 ton cip kencur kering atau setara dengan 100 ton rimpang basah.

II.      SYARAT TUMBUH

     2.1.  Iklim
-      Tinggi tempat : 50 m – 1.000 m dpl.
-      Intensitas cahaya        : Sedikit terlindung dari sinar matahari lansung
-      Curah hujan                : 2.500 – 4.000 mm/ tahun

   2.2.   Tanah
-      Jenis tanah                  : Lempung berpasir, lempung berliat.
-      Struktur                       : Remah dan kaya humus.

III.    BERCOCOK TANAM

    3.1.    Klon Anjuran
-      Jenis kencur berdaun sempit
-      Jenis kencur berdaun lebar

   3.2.    Pemilihan Bibit
Berasal dari pohon yang sudah tua, cara memperoleh bibit ada 2 cara :
a).     Lansung tanam
Rimpang segar setelah dipotong-potong sepanjang 4 Cm lansung ditanam dilapangan tanpa disimpan dulu.
b).     Ditunaskan dulu
Rimpang setelah dipotong-potong 4 Cm disimpsn dalam gudang 1-2 minggu (sampai tunas bermunculan),  ruang tempat penyimpanan harus kering,  tidak panas dan tidak terlindung.    Rimpang dihamparkan (tidak bertumpuk) di atas rak kayu atau bambu. Bibit yang baik mempunyai 2-3 buah mata tunas.
Keperluan bibit sekitar 1-2 ton / hektar dengan jarak tanam sekitar                20 X 15 Cm.

3.3.    Penyiapan Lahan
-      Tanah dibersihkan dari rerumputan lalu dicangkul 2 (dua) kali.
-      Dibuat bedengan sambil diberi pupuk kandang sebanyak 10 ton/hektar.

3.4.    Penanaman
-      Penanaman pada awal musim hujan.
-      Jarak tanam 20 X 15 Cm, kecuali untuk tumpang sari 60 X 40 Cm.
-  Cara penanaman dengan meletakan bibit dicelup / dipping pada larutan     anti biotik agrimyoin, sterptomyoin.


    3.5.    Pemeliharaan
-      Penyiangan         
Pada minggu ke II – IV setelah tanam atau tergantung keadaan.
-      Mulching       
Penutupan tanah bisa denngan jerami atau ampas perasan tebu.
-      Pemupukan    
Pada saat tanaman sudah membentuk daun sempurna (akhir minggu ke 4) dipupuk dengan pupuk Urea 75 Kg, TSP 200 Kg dan KCl 100 Kg dan pada saat tanaman berumur 3 bulan dipupuk dengan Urea  sebanyak 75 Kg
-      Penggemburan tanah 
     Dilakukan disekitar rumput pada umur 3 bulan bersamaan dengan  pemupukan ke II.
-      Hama dan Penyakit   
     Hama pada tanaman kencur tidak banyak yang penting adalah  penyakit busuk umbi oleh bakteri Pseudomonas sp.

IV.    PANEN

4.1.   Umur
-      Mulai dapat dipanen umur 6-8 bulan, dan dapat ditunda sampai musim berikutnya karena tidak akan ada efek buruk terhadap rimpang namun jika ditunda sampai musim berikutnya lagi kemungkinan rimpang akan membusuk dan kadar patinya menurun.
-      Panen sebaiknya dilakukan dalam waktu yang singkat.
-      Biasanya bila setelah cukup panen ditandai dengan daun menguning dan akhirnya gugur.

4.2.   Cara Panen
-      Membongkar seluruh rimpang dengan cangkul, garpu atau alat lainnya.
-      Mematahkan atau memotong rimpang bagian pinggir,  sisa  yang tertinggal dibiarkan tumbuh untuk musim tanam berikutnya.
4.3.    Produktivitas
-          Produksi rimpang bisa mencapai 6-10 ton /hektar.
-          Variasi produksi di pengaruhi oleh kesuburan tanah, jenis kencur dan pemeliharaan selama penanaman 

BUDIDAYA JAMUR
Budidaya Jamur Tiram


Jamur tiram yang bernama latin Pleurotus ostreatus adalah jenis jamur yang bisa dikonsumsi. Jamur jenis ini memiliki ciri-ciri umum berwarna putih sampai krem dan tudungnya berbentuk lingkaran menyerupai cangkang tiram. Sebagaimana kita ketahui bahwa jamur tiram menjadi salah satu varian jamur yang sering dikonsumsi dengan harga ekonomis yang menjanjikan pula. Proses budidaya jamur tiram sendiri tidak cukup sulit, apalagi bagi anda yang kebetulan memiliki lahan terbatas karena pembudidayaan jamur tiram hanya membutuhkan sedikit lahan untuk pembuatan rumah jamur saja serta sedikit pengetahuan seputar budidaya jamur itu sendiri.

Memulai budidaya jamur tiram
Hal paling pokok yang perlu kita perhatikan sebelum memulai budidaya jamur tiram adalah bangunan atau lahan yang dijadikan lokasi budidaya jamur. Sebagai pemula, kita tidak harus membangun tempat cukup besar karena hal ini tentu memakan modal besar. Intinya, beberapa hal yang perlu anda perhatikan terkait ruangan budidaya adalah sebagai berikut:

1. Ruangan 

  • Ruang persiapan
Ruang persiapan merupakan ruang yang khusus diperuntukkan bagi segala aktivitas persiapan mulai dengan pengayakan, pencampuran bibit jamur, hingga tahap sterilisisasi. Sebenarnya keberadaan ruangan ini sendiri tidaklah terlalu mendesak bila dibandingkan dengan ruangan lainnya, namun alangkah baiknya bila menyiapkan segala sesuatunya di ruang yang terpisah. 

  • Ruang inokulasi
Jika keberadaan ruang persiapan lebih ditujukan untuk pembuatan bibit, maka lain halnya fungsi ruang inokulasi yang khusus diperuntukkan sebagai lokasi memasukkan bibit ke dalam media tanam. Kriteria ruangan ini haruslah memiliki ventilasi memadai guna mencegah kontaminasi bibit oleh bakteri merugikan, selain itu tentu saja harus mudah untuk dibersihkan.

  • Ruang inkubasi
Ruangan inkubasi adalah ruang yang dibutuhkan untuk perbesaran messelium jamur. Ruangan ini dibangun sedimikian rupa untuk dapat menampung sejumlah besar jamur. Ruang inkubasi biasanya memakai rak dari bambu / kayu atau memakai tali plastik rafia yang digantung. Suhu dalam ruang inkubasi sendiri yakni sekitar 22 - 29 derajad celcius dan kelembabannya mencapai 60-80. Kelembaban ini sebenarnya mudah dikondisikan bagi anda yang berada di area dataran tinggi, sedangkan bagi anda yang ada di dataran rendah memerlukan suatu pelatihan khusus untuk mengkondisikannya.

  • Ruang penanaman
Ruang penanaman fungsinya hampir menyerupai ruang inkubasi, hanya saja ruangan ini lebih ditujukan untuk pembesaran akar atau batang dari jamur sampai ke tahap siap panen. Dalam ruangan ini diletakkan alat yang fungsinya sebagai penjaga kelembaban udara yang diatur 80-90% di suhu 16-22 derajad celcius.

2. Bahan dan alat

Sebelum memulai proses budidaya, ada beberapa bahan yang perlu disiapkan semenjak masa pembibitan. Bahan-bahan tersebut diantaranya bekatul, serbuk gergaji, gips, kapur, glukosa, dan tepung jagung. Selain itu ada juga alat-alat yang wajib disiapkan, seperti sekop, cangkul, boiler, totol, sendok bibit, gerobak, mixer, dan centong. 

3 . Proses

  • Pengayakan
Pengayakan sebaiknya segera dilakukan setelah serbuk kayu terkumpul. Tujuannya agar keseragaman serbuk kayu dapat terjaga, sehingga pertumbuhan misela bisa berlangsung secara merata. Untuk alatnya sendiri, bisa dibuat menyerupai ayakan pasir. Jangan lupa untuk mengenakan masker ketika sedang mengayak serbuk kayu. 

  • Pencampuran
Setelah bahan-bahan ditimbang sesuai kebutuhan, lalu dicampur jadi satu bersama serbuk gergaji. Jangan lupa menyiramkan air sebanyak kira-kira 50-60% atau ketika sekiranya serbuk telah menggumpal saat kita kepal, namun tidak mengeluarkan air. Bila sudah demikian, ini tandanya kadar air telah cukup.

  • Pengompresan
Pengompresan merupakan proses pelapukan pada bahan yang caranya dilakukan dengan membumbun campuran tadi (serbuk kayu) lalu menutupnya menggunakan plastik.

  • Pembungkusan (pembuatan baglog)
Proses pembungkusan bisa dilakukan menggunakan plastik jenis polipropilen dan ukurannya juga bisa diatur sesuai kebutuhan. Cara membungkusnya sendiri dimulai dengan memasukkan campuran media tanam ke dalam plastik, selanjutnya dipukul-pukul hingga padat menggunakan botol atau alat sejenis filler, baru disimpan. 

  • Sterilisasi
Sterilisasi bisa dilakukan mempergunakan sterilizer dengan tujuan untuk menonaktifkan bakteri, mikroba, khamir, maupun kapang yang berpotensi mengganggu perkembangan jamur. Sterilisasi bisa dilakukan pada kisaran suhu antara 90 – 100 derajad celcius dalam jangka waktu 12 jam.

  • Inokulasi
Inokulasi merupakan proses memasukan bibit ke dalam wadah berisi media tanam jamur. Media tersebut tentu saja telah disterilisasi sebelumnya. Tiriskan baglog selama semalaman setelah sterilisasi, lalu ambil dan tanam bibit jamur di atasnya menggunakan sendok bibit atau sendok makan sebanyak kurang lebih 3 sendok, kemudian ikat menggunakan karet dan tutupi dengan kapas. 
Untuk bibit sendiri, ada kriteria bibit yang baik untuk jamur tiram:
-  Warna bibit jamur merata 
-  Berasal dari varietas unggul 
-  Tidak terkontaminasi 
-  Umur optimal bibit antara 45 – 60 hari

  • Inkubasi (tahap pertumbuhan miselium) 
Proses inkubasi dilakukan dengan menyimpan baglog dalam ruangan inkubasi. Inkubasi dilakukan sampai seluruh media berubah warnanya menjadi putih merata, umumnya media akan menjadi berwarna putih merata sekitar 40 – 60 hari.

  • Panen 
Panen bisa dilakukan setelah jamur mencapai tingkat pertumbuhan yang cukup optimal. Tahap pemanenan biasanya dilakukan pada lima hari setelah muncul calon jamur. Proses panen sebaiknya dilakukan di pagi hari agar kesegaran jamur terjaga dan memudahkan proses pemasaran.

Tips Menanam Jahe di Rumah

Jahe adalah tanaman herba yang tergolong dalam jenis temu-temuan (Zingiberaceae). Jahe merupakan tanaman rimpang dengan kepopulerannya sebagai bahan obat dan rempah-rempah. Rimpang jahe bentuknya seperti jemari dan menggembung pada ruas-ruas tengahnya. Rasa dominannya adalah pedas panas  yang disebabkan oleh adanya senyawa keton dengan nama zingeron. Jahe sendiri mendapatkan nama ilmiahnya dari seorang Yunani bernama William Roxburgh yakni zingiberi, yang asalnya dari bahasa Sanskerta, yakni singaberi.

Menanam Jahe


Tanaman jahe diperkirakan asalnya dari negara India. Tetapi ada pula pihak yang meyakini asal jahe dari wilayah Cina Selatan. Dari negara India, jahe kemudian dibawa sebagai barang dagangan rempah-rempah sampai ke Tiongkok, Jepang, Asia Tenggara, bahkan Timur Tengah. Selanjutnya pada era kolonialisme, jahe segera mendapatkan kepopulerannya karena sifatnya yang memberikan rasa pedas hangat sehingga jahe langsung menjadi komoditas perdagangan utama di Eropa. Terkait sifat jahe yang hanya dapat bertahan hidup pada daerah tropis, maka penanamannya hanya dapat dilakukan di wilayah katulistiwa contohnya Asia Tenggara, Afrika, dan Brasil. Beruntunglah bagi kita yang tinggal di daerah tropis khatulistiwa karena kita bisa dengan mudah menanam tanaman ini. 

Bagi anda yang gemar memasak, pastinya sering menggunakan jahe sebagai salah satu bumbu masakan anda. Selain membelinya di pasar atau supermarket, sebenarnya anda bisa menanam jahesendiri di halaman rumah anda. Langkah-langkahnya juga cukup mudah. Sebelum itu, sebaiknya anda ketahui terlebih dulu ciri-ciri morfologis tanaman jahe agar anda tidak keliru dalam membedakannya dengan tanaman rimpang sejenis seperti kencur, kunci, atau kunyit.

Ciri morfologis Jahe
Batang jahe adalah batang semu yang tingginya sekitar 30 - 100 cm. Akar jahe berbentuk rimpang, sementara daging akarnya berwarna kuning kemerahan dan baunya menyengat. Sementara daunnya berbentuk sirip yang panjangnya 15 sampai 23 mm, serta berukuran panjang 8 sampai 15 mm. Bagian tangkai daun memiliki bulu halus. Sedangkan bunga jahe biasanya tumbuh dari bagian dalam tanah dengan bentuk bulat telur yang panjangnya sekitar 3,5 sampai 5 cm dengan lebar 1,5 sampai 1,75 cm. 

Mulai menanam jahe
Apabila anda memiliki stok jahe tak terpakai di dapur, daripada dibuang percuma karena tak terpakai (karena semakin lama aromanya berkurang), maka lebih baik anda tanam saja. Anggaplah anda menabung, sebab dari 1 ruas jahe saja bisa menghasilkan lebih dari satu genggam jahe. Namun, waktunya kurang lebih selama 8 bulan kemudian. Masa selama ini memang bukanlah waktu penantian yang sebentar. Namun, sementara menunggu waktu panen tiba, daun jahe bisa anda manfaatkan untuk kebutuhan memasak lainnya (biasanya untuk masakan padang) atau pengobatan tradisional. Menanam jahe sebenarnya juga tidak membutuhkan trik khusus. Tanaman jahe sebenarnya hanya membutuhkan tanah yang tak terlalu padat dan ruang tumbuh cukup. Untuk penanamannya juga bisa dipilih di halaman, pot, atau polybag dengan ukuran setidaknya 40×40 cm.

Media Tanam 
Untuk media tanam, pertama sebaiknya periksa dulu kondisi tanah yang hendak digunakan untuk media tanam jahe. Tanah yang baik untuk penanaman jahe merupakan tanah yang teksturnya tak terlalu padat. Jika tekstur tanah ketika digenggam buyar, maka itulah tanah yang tepat untuk media tanam jahe. Misalkan anda ingin mengkondisikan agar tanah media tanam jahe teksturnya sedemikian rupa, maka buatlah sendiri campurannya dengan komposisi tanah sawah, pupuk kandang dari kotoran kambing yang telah digiling halus, serta pasir malang yang perbandingannya 2 : 2 : 1. Bila tidak ada pasir malang, anda bisa menggantinya dengan tanah got berpasir.

Cara penanaman
Cara penanamannya juga hanya dengan meletakkan jahe pada tempat yang diinginkan pada tanah. Sedangkan untuk lokasi, pilihlah tempat yang sedikit teduh. Lalu tutup seluruh rimpangnya menggunakan tanah, dan siram dengan rutin setiap harinya — utamanya jika tunas dan daun jahe sudah muncul.

Tips agar Jahe tidak kerdil dan banyak 
Ketika sudah muncul satu tunas, biasanya akan disusul dengan kemunculan tunas lainnya. Jika sudah demikian, dalam tempo beberapa bulan saja anda akan memiliki segerombol jahe yang tumbuh berdesak-desakan. Pada kondisi ini, gerombolan jahe tersebut harus cepat dipisahkan menjadi beberapa tanaman terpisah agar tiap rimpangnya memiliki cukup ruang untuk proses perkembangan dan penggemukannya. Untuk pemisahan jahe, sebaiknya dilakukan saat tanaman kira-kira berusia 5 bulan.

Panen Jahe
Ketika tanaman jahe menginjak usia kira-kira 8 bulan, maka anda sudah dapat mengambilnya untuk dikonsumsi. Namun, bila ingin menjadikannya sebagai bibit jahe kembali, maka biarkan tanaman sampai berusia kira-kira 1 tahun, baru kemudian dipanen serta ditanam kembali.

BURUNG DARA


Beternak Burung Merpati


Burung merpati merupakan jenis burung yang bisa dilepas atau diumbar dengan bebas sehingga kita tak perlu harus selalu mengurungnya di dalang kandang. Hal ini demikian karena burung merpati akan kembali menuju kandangnya sendiri, itulah mengapa pada zaman dahulu burung merpati sering dimanfaatkan sebagai pengantar pesan atau merpati pos. Burung merpati termasuk jenis burung yang perawatannya cukup gampang. Untuk melacak keberadaannya sendiri ketika dilepaskan juga tidak terlalu sulit. Bagi anda yang ingin mulai beternak burung merpati, ada baiknya mengetahui dulu cara-caranya. Selain itu, ketahui pula ciri-ciri indukan merpati yang bagus dan unggul agar mendapatkan keturunan unggul pula.  

Untuk indukan, pilihlah merpati yang telah berumur cukup. Ciri-ciri merpati yang bagus untuk indukan adalah sebagai berikut:

Pastikan burung merpati yang anda pilih itu sehat kondisinya. Ciri merpati sehat diantaranya ujung bagian sayapnya tidak nampak turun atau istilahnya melor, mempunyai bulu cukup bagus, dan ketika anda tangkap menggunakan tangan menunjukkan reaksi perlawanan yang besar. 
Usahakan untuk tidak membeli merpati yang sudah berumur tua. Bagi anda yang berniat membeli burung merpati untuk diternak atau sekedar disembelih, hal ini tidak disarankan. 
Daging di area paruh nampak tidak terlalu tipis. Di bagian lubang hidungnya terdapat kerutan daging yang juga tidak tipis. 
Ketika hendak memilih burung merpati diantara berbagai pilihan merpati yang berada dalam satu sangkar, usahakan untuk tidak terlalu dekat atau amatilah dengan agak menjauh ke belakang. Selanjutnya amati tingkah laku burung merpati tersebut. Pilihlah merpati yang terlihat paling dominan atau seolah yang paling menguasai sangkar tersebut diantara lainnya.   
Pelajari juga ciri-ciri induk betina dan pejantannya. Kalau pejantan umumnya memiliki paruh lebih tebal, melebar, dan ukurannya lebih besar; pejantan kepalanya lebih panjang dan besar; dan apabila didekatkan dengan betina atau pejantan lain, ia akan membekur. 

Sistem Kurung dan Lepas Kandang

Beternak burung merpati sendiri sebenarnya susah-susah gampang. Berdasarkan metodenya,  beternak burung merpati terbagi atas dua metode. Yang pertama adalah sistem kurung, dan berikutnya adalah sistem lepas kandang. Sistem  kurung sebenarnya tidak terlalu maksimal dalam prakteknya karena merpati tidak bisa keluar atau bebas lepas dari sangkarnya. Sedangkan burung merpati sendiri adalah jenis burung yang suka bersosialisai dengan cara terbang bebas dan mondar-mandir kesana-kemari. Namun, apabila memang anda berniat memilih metode kurung ini, maka usahakan agar sangkarnya diperbesar.  

Bagi anda yang baru saja membeli burung merpati dari pasar, tentu tidak bisa langsung melepas burung tersebut. Sebaiknya kurung dan beri pakan terlebih dahulu burung merpati tersebut selama beberapa hari. Selama dalam sangkar tersebut, lem atau beri lakban / isolasi pada sayap burung tersebut, tapi usahakan agar tidak merusak bulu-bulu sayapnya. Setelah beberapa hari buka lem pada sayapnya dan biarkan untuk pertama kalinya burung tersebut keluar sendiri dari sangkarnya. Menjelang malam, apabila burung merpati sudah mengetahui jalan kembali pulang ke sangkarnya, itu berarti sudah ada kemajuan. Biarkanlah hal ini berulang berkali-kali selama beberapa hari sampai memungkinkan untuk dilepas. 

Makanan

Untuk makanan yang diberikan, pilihan pakan yang tepat adalah dari jenis biji-bijian seperti jagung dan kacang hijau. Merpati sangat menggemari biji-bijian jenis ini. Merpati dewasa umumnya membutuhkan pakan sekitar 150 gram dalam sekali makan untuk sepasangnya (masing-masingnya 75 gram). Usahakan untuk memeriksa kondisi makanan dan ketersediaan minumannya dalam kandang. Kandang merpati sendiri sebaiknya selalu anda perhatikan agar senantiasa bersih dan terjaga kesehatannya

Mengawinkan

Dalam beternak burung merpati, proses penjodohan merpati sebenarnya tidak terlalu susah.  Untuk mengawinkan merpati ada trik-trik yang perlu diketahui. 

Pertama, kumpulkan beberapa burung merpati dalam satu sangkar selama seminggu lamanya, hal ini untuk mengetahui terbentuknya pasangan diantara beberapa burung tersebut. Pasangan merpati yang telah terbentuk tidak akan lagi terpisah kecuali kalau memang sengaja dipisahkan. Bila sudah demikian, pisahkan pasangan merpati tersebut ke dalam suatu sangkar tersendiri. 
Setelah mengandangkan pasangan merpati yang telah terbentuk tadi ke dalam satu sangkar, tutup sangkar (pagupon) di malam hari. 
Menjelang pagi, mandikan burung dan jemur di bawah cahaya matahari. Lebih bagus bila pejantan dan betina dipisahkan ketika dimandikan, namun masih dalam satu sangkar. Setelah kering, masukkan kembali burung ke dalam sangkarnya dan beri makan. 
Anda bisa mengulangi langkah kedua hingga keempat sampai sekitar 3 hari. Hal ini dilakukan agar pasangan burung tersebut bisa ‘jodoh’ atau istilah jawanya templek. Perlu anda ketahui bahwa ketika kondisi templek atau jodoh sudah terjadi, bagi anda yang ingin mengikutsertakan merpati dalam adu balap merpati, mungkin inilah saat yang tepat. Dalam kondisi templek, indukan pejantan biasanya akan bersikap agresif dan selalu membuntuti betina kemanapun ia pergi. Sehingga bila sudah mencapai kondisi ini, pejantan sudah dapat dilepas dan ia akan mampu melacak betinanya. Hal ini berlangsung sampai burung tersebut bertelur.

Ketika merpati sudah siap untuk bertelur, anda bisa membantu burung tersebut untuk melancarkan proses pengeramannya. Yang dimaksudkan disini, sediakan ranting-ranting kecil semacam kayu-kayuan, jerami, tali-tali bekas, batang lidi, atau sejenis itu di sekitar sangkar yang sekiranya dapat dirangkai oleh merpati untuk dijadikan alas pengeraman telur. Burung merpati memiliki kemampuan untuk melacak benda-benda tersebut untuk kemudian dirangkainya sendiri menjadi alas pengeraman. 

Pengeraman telur

Setelah merpati bertelur, proses selanjutnya yang dilalui adalah pengeraman telur. Burung merpati hanya mengerami telurnya selama kurang lebih 19-22 hari saja. Selama itu, tidak semua telur merpati akan menetas. Seekor burung merpati biasanya hanya menghasilkan 2 telur saja, 3 telur biasanya cukup jarang. Ketika telur sudah menetas, berilah pakan sejenis jagung yang teksturnya lebih halus pada burung indukan. Si induk kemudian akan menyuapkan pakan tersebut pada piyik  yang baru menetas tadi. Setelah kira-kira 2-3 minggu berselang, induk merpati tersebut akan mulai bertelur kembali. Bila anda bermaksud untuk mengkonsumsi anak merpati tersebut, tunggulah sampai umurnya mencapai kira-kira 4-5 minggu. Bila anak merpati tersebut hendak dipelihara terus agar bertelur, maka pisahkan piyik dari induknya setelah ia berumur sekitar 6-7 minggu. Tempatkan ia menjadi satu kandang jantan serta betina agar telurnya bisa menetas. Sekedar anda ketahui bahwa telur yang berasal dari merpati betina tanpa melalui proses perkawinan tidak akan dapat menetas menjadi anak piyik.